Apa kabarmu kesedihan ?
Mungkin sedang berbahagia karena masih mendapat tempat terbaik disini, kau seakan terus menarinari dalam memori seperti hentakan ribuan belati yang berkarat. Tidakkah kau bosan terus menerus bermain diruang yang telah porak poranda kini, Hati yang sudah tak mendapat tempat untuk berteduh, pun untuk singgah sebentar.

Dan entah bagaimana kini kabarnya kebahagiaan disana ?
aku sudah lama tak menemuinya, dan kuharap Ia tak bersedih melihat aku yang sekarang.

Mungkin Aku adalah orang kesekian yang bertanya bagaimana kabar bahagia, tapi masih saja bertahan duduk dan diam memandangi orang.orang yang tersenyum bahagia dan berjalan penuh riang dan tawa.

Dan aku adalah orang yang selalu datang terlambat untuk itu.

Aahk, . . sudahlah, kini aku sedang menikmati segelas kopi bersama jamuan senja yang masih tersisa kali ini, meski beberapa waktu yang lalu sebenarnya matahari telah lama tenggelam diufuk barat.

Aku hanya ingin disini untuk sementara waktu, bernostalgia dengan aroma pekat kopi hitamku dan bersimpati dengan hati yang sebenarnya masih belum patah, mungkin Aku hanya terlalu keras pada hatiku.

Aahk, . . aku tak perlu terlalu khawatir untuk itu, toh sejauh ini aku masih baikbaik saja.

Mungkin aku takkan menemukan bahagia jika aku terlalu jauh mencari dan terlalu mengurung diri diruang yang sempit.

Cukuplah aku mampu untuk meyakinkan diri ini bahwa bahagia tidaklah sejauh jarak antara bumi dan matahari.

Mungkin bahagia itu ada disini, hanya saja aku belum menjamunya dengan baik, hanya saja kini Aku mulai merasa lelah untuk menunggu.