Ibu,..
Hari ini sudah 10 tahun berlalu sejak kepergianmu Ibu,
kala itu aku belum cukup dewasa dan mengerti tentang perkara takdir, terlalu cepat yang Maha Kuasa memanggilmu untuk sesegera mungkin berada disisi-NYA.
tapi tak apa Bu, Kini aku mengerti akan keputusan-NYA,
Dari ini semua Aku belajar Ikhlas dan tegar seperti dirimu.

. . . . .
Seorang Ibu,..
Bagiku Ia laksana kokohnya pohon kebijksanaan dalam hidupku
seperti sebuah pohon dengan akarnya yang kuat, yang berdaun rimbun serta berbuah manis kebaikan dan memberi keteduhan.

Ibu,.. Ia mengajarkanku untuk selalu ikhlas dalam segala hal,
memberi dengan rela dan menerima dengan rela, pahit dan manisnya kehidupan, menerima dengan hati yang bijak, dan dengan segala rasa syukur.
Ibu,..
Cintanya seumpama kebaikan yang terus mengalirkan kedamaian,
seperti air sungai yang menyejukkan, terus mengalir seakan tiada terputus.

Ibu,.. kasihnya tak memandang perbedaan, saat aku terjatuh ia meraih tanganku, saat aku terperosok ia mengangkatku, baik ketika aku merasa seperti ada ditengah gurun atau seperti aku berada di atas tanah tandus yang tak mendapati hujan sekalipun, dirinyalah yang menjadi Oase jiwa dikehidupanku.

Ibu,..
Ia laksana malaikat bagiku yang telah melahirkanku hingga aku bisa menyaksikan indahnya dunia ini, menjagaku dengan baik hingga tumbuh dewasa, Ibu adalah seseorang yang selalu memelukku dengan sayap kehangatannya serta memendarkan cahaya terang dan kekuatan dalam perjalanan hidupku.

Ibu,..
Tahukah kau Ibu, saat aku menatap langit yang mahaluas indahnya itu,
ketika siang indah dengan gugusan awanawan dan ketika malam indah pula dengan taburan jutaan bintang, namun bagiku kaulah yang terindah yang menghiasi duniaku ,..
Tutur bahasamu dan kelembutan katakatamu pun melebihi kelembutan awan itu, dan hatimu seringan awan itu bila berkehendak hanya untuk kesenangan dan kebahagiaan anakanakmu.

Kala matahari dengan garangnya bersinar di atas ubun kepala, Ibu lah sosok yang seakan memberi keteduhan, memberi ruang persinggahan yang istimewa, bersama bercengkrama dengan perasaan lega tanpa khawatir dan getir akan badai atau petir, tempat persinggahan dikala gundah hatiku. begitu besar pengorbananmu IBU, dan tak kulihat ada beban dalam guratan senyummu saat semua anakanakmu bersandar lelah dipundakmu.

Ibu,..
10 tahun telah berlalu kini,
Aku masih merindukan tulusnya kasih sayangmu,
Hanya saja kini aku tak lagi bisa melihatmu, melihat senyummu, kilauan matamu dan merasakan kasih sayangmu seperti saatsaat dahulu,
kini hanya sebentuk doa yang bisa aku sematkan dalam pintaku pada-NYA, semoga doaku menyertai dirimu damai disamping-NYA, dan semoga dirimu mendapat tempat di Surga terindah-NYA.

Ya ALLAH ya rabb,..
Katakan pada Ibuku disana, Aku sangat merindukannya.

Salam hangat dari anakmu yang selalu mengukir indah senyummu dalam setiap rindu dan doa yang terucap kepada-NYA, hanya dengan doa caraku untuk menyampaikan betapa besarnya kerinduanku padamu Ibu,..

. . . . .
Kehilangan orang yang sangat berarti dalam kehidupan kita kadang membuat kita berputus asa, merasakan kehampaan yang mendalam, terlebih mengingat saatsaat termanis ketika kita masih bisa mengecap bahagia bersama, dimana saatsaat kita masih sangat memerlukan tulusnya cinta kasih seorang ibu, dekapan kehangatannya, dan belaian lembut kasih sayangnya. Tetapi Ia harus pergi begitu cepat menghadap sang Khalik, sang pemilik kehidupan.

Namun begitulah Takdir, ketika takdir berkehendak, selamanya itu adalah milik-NYA.

Semoga selalu ada hikmah yang menaungi atas segala apa yang IA kehendaki terhadap mahluk-NYA.

. . . . .
Peluklah Ibumu dengan kasih, Ciumlah tangan dan keningnya, jaga dan hormatilah Ia sampai diakhir hayat selagi masih diberi waktu dan kesempatan oleh Tuhan kepada kita untuk mencintainya,..