khayal sepiku mulai menjamah lorong gelap pikiranku,,,
Perlahan Sirus-sirus kelabu mulai berganti.
Dan taburan bintang mulai menghilang bergantikan awan hitam.

jemari malam pun mulai menari menuliskan bait-baitnya,
Entah apa prosa yang kan kau cipta duhai malamku...

lonceng malam begitu kuat terdera hingga lara yang ada sedikti goyah.
Nafasku bergemuruh merasakan pengapnya untaian malam
Yang sepi tanpa makna...

Sepi yang mungkin kan selalu ada disisiku,
Sebab di ujung pagi ia kembali kepadaku,
Entah kapan ia kan pergi...
Seakan menjadi saksi bisu dari rentanya waktu yang terbuang.


Terkadang aku menatap nuansa kelabu itu
Sebagai aroma luka dari serpihan puing-puing lara yang tersisa...

Benarkah sepi itu hanya bayangan...?
Kalau benar, Lalu mengapa dirimu bisa kurasakan nyata...

Benarkah rasa ini bisu..?

Tapi Mengapa bisa kurasakan denyut nadimu mengisyaratkan
Sebuah rasa kepada nuraniku...

Karena memang bagiku dirimu ada seperti kenyatan persaanku,
Bukanlah bayangan semu...

Berikan aku Cintamu,
Agar ku bisa menatap keindahan karnamu,
Dan bisa memaknai siangku dan malamku

Dan Lukiskanlah semu itu pada kenyataan ini, biar tergores sebuah makna
Dan tak lagi ada aroma luka yang begitu perih kurasakan.

Sungguh ku tak ingin kau jauh,
Ku mohon kau jangan pergi,
Tinggalkan ku Sendiri dan menua karena sang waktu...


Karena tak ada penawar yang lebih indah selain Cintamu...?