Ia bersembunyi dibalik awan

Sekilas kulihat paras anggunnya

tersentak akupun takjub, seakan tak nyata dia bagiku

inikah yang kulihat. . . seorang malaikat kah ?

ataukah penghuni sorga yang tlah bosan dengan kesenangan disana

tidakkah Ia ragu untuk menghampiriku yang kotor seperti ini ?

benarkah menurutnya aku orang yang kan mampu menjadi teman baginya.


Perlahan kulihat ia melambaikan tangan,

seperti menebar harumnya kasturi dari sorga ia mengelilingiku dengan sayapnya yang berkilau cahaya

Tapi, . .
tunggu sejenak, kulihat air mata menetes diparas cantiknya, hingga menghalangi Ia tersenyum indah
bukankah tak pantas air mata itu menghiasi parasnya yang begitu cantik apalagi air mata kesedihan kulihat seakan ia menyembunyikan sesuatu sesuatu yang membuatmu begitu tersiksa

Dan, . . kuingin sekali menghampirinya, mendekati dan merangkulnya dalam pangkuanku
dan berbagi kesedihan yang ia rasakan, tapi belum sempat aku menggapainya, akupun tersadar dari semuanya
ia tlah berlalu begitu jauh hanya tatapan penuh kesedihan yang kulihat
untuk terakhir kalinya,hingga aku merasa bersalah tak bisa
menjadi teman untuknya berbagi, andaikan saja ku bisa mengejarnya andaikan saja ku tau kemana ia pergi,
dimanakah ia bersembunyi aku akan datang untuk menjemputnya kesana
menjadi penawar luka hati nya andaikan saja...

. . .
Ketika ku terbangun aku merasa,
seolah mimpi ini nyata tapi ku tak bisa mencari jejaknya
hanya sebuah selendang merah yang kutemui di ujung jendela
yang meniggalkan aroma wangi tubuhnya
tanpa bisa ku pahami arti kehadirannya, . .