Kepada malam sunyi aku mengadu
Bawalah hatiku pada hembusan angin yang kau tiup
Nyanyikanlah bait-bait kerinduan ini Untuknya
ini jiwaku yang sepi tanpanya...

" Diam dalam sepi kurasakan bayangmu nyata
Tapi tak bisa kuraih dirimu seutuhnya
Hanya senyum tanpa wajah dalam gelap yang kulihat

Indah dirimu kulihat dari sekilas cahaya binar matamu
Yang masih kuingat tatapannya

Aku tak bisa melepas dirimu
yang terlihat bagai serumpun anggrek putih
Dan menggantinya dengan kembang yang lain
meski terlihat memukau, tapi tak bisa menyamai harummu

jarak mungkin memisahkan kau dan aku
tapi tak kan membuat cinta ini hilang bahkan pudar sedikitpun

Ketika cintaku bertahan dalam sesaknya penantian
Ku yakin akan cinta mu yang mampu hadir disisiku
Memberi ruang untukku bernafas

Dari detik yang kujalani tanpamu
Kau terasa bagai seribu menit yang menyiksa "


.....
Disini aku terpaku dengan tubuh yang tergeletak gontai
dan lunglai bersama redupnya cahaya yang membaur
dalam debu malam.

Duhai malam...
Adakah kau sengaja menciptakan kesunyian ini ,..?
Sebelum hatiku remuk dan terkubur dalam oleh sepi
Utarakanlah kepadanya sepi yang kurasakan tanpanya
kepakkanlah sayap-sayap malam mu untukku
Mengikuti kemana arah angin membawa pergi sepi ini
Kumpulkanlah satu antara bait-bait prosa
yang selalu tercipta dalam kesepian ini.

Wahai penyair malam,..
Bagaimana aku harus memuji dia yang begitu indah,
Akankah kau pinjamkan syair malammu untukku.

Padanya rindu ini terbeban dalam penantian panjangku...




@23.45